Dampak Positif dan Negatif Pernikahan DiniDampak positifDukungan emosi terjemahan - Dampak Positif dan Negatif Pernikahan DiniDampak positifDukungan emosi Bahasa Indonesia Bagaimana mengatakan

Dampak Positif dan Negatif Pernikah

Dampak Positif dan Negatif Pernikahan Dini

Dampak positif
Dukungan emosional: Dengan dukungan emosional maka dapat melatih kecerdasan emosional dan spiritual dalam diri setiap pasangan.
Dukungan keuangan: Dengan menikah di usia dini dapat meringankan beban ekonomi menjadi lebih menghemat.
Kebebasan yang lebih: Dengan berada jauh dari rumah maka menjadikan mereka bebas melakukan hal sesuai keputusannya untuk menjalani hidup mereka secara finansial dan emosional.
Belajar memikul tanggung jawab di usia dini: Banyak pemuda yang waktu masa sebelum nikah tanggung jawabnya masih kecil dikarenakan ada orang tua mereka, disini mereka harus dapat mengatur urusan mereka tanpa bergantung pada orang tua.
Terbebas dari perbuatan maksiat seperti zina dan lain-lain.

Dampak negatif
Dari segi pendidikan: Sebagaimana telah kita ketahui bersama, bahwa seseorang yang melakukan pernikahan terutama pada usia yang masih muda, tentu akan membawa berbagai dampak, terutama dalam dunia pendidikan. Dapat diambil contoh, jika sesorang yang melangsungkan pernikahan ketika baru lulus SMP atau SMA, tentu keinginannya untuk melanjutkan sekolah lagi atau menempuh pendidikan yang lebih tinggi tidak akan tercapai. Hal tersebut dapat terjadi karena motivasi belajar yang dimiliki seseorang tersebut akan mulai mengendur karena banyaknya tugas yang harus mereka lakukan setelah menikah. Dengan kata lain, pernikahan dini dapat menghambat terjadinya proses pendidikan dan pembelajaran.
Selain itu belum lagi masalah ketenaga kerjaan, seperti realita yang ada didalam masyarakat, seseorang yang mempunyai pendidikan rendah hanya dapat bekerja sebagai buruh saja, dengan demikian dia tidak dapat mengeksplor kemampuan yang dimilikinya.
Dari segi kesehatan: Dokter spesialis kebidanan dan kandungan dari Rumah Sakit Balikpapan Husada (RSBH) dr Ahmad Yasa, SPOG mengatakan, perempuan yang menikah di usia dini kurang dari 15 tahun memiliki banyak risiko, sekalipun ia sudah mengalami menstruasi atau haid. Ada dua dampak medis yang ditimbulkan oleh pernikahan usia dini ini, yakni dampak pada kandungan dan kebidanannya. penyakit kandungan yang banyak diderita wanita yang menikah usia dini, antara lain infeksi pada kandungan dan kanker mulut rahim. Hal ini terjadi karena terjadinya masa peralihan sel anak-anak ke sel dewasa yang terlalu cepat. Padahal, pada umumnya pertumbuhan sel yang tumbuh pada anak-anak baru akan berakhir pada usia 19 tahun.
Berdasarkan beberapa penelitian yang pernah dilakukan, rata-rata penderita infeksi kandungan dan kanker mulut rahim adalah wanita yang menikah di usia dini atau dibawah usia 19 atau 16 tahun. Untuk risiko kebidanan, wanita yang hamil di bawah usia 19 tahun dapat berisiko pada kematian, selain kehamilan di usia 35 tahun ke atas. Risiko lain, lanjutnya, hamil di usia muda juga rentan terjadinya pendarahan, keguguran, hamil anggur dan hamil prematur di masa kehamilan. Selain itu, risiko meninggal dunia akibat keracunan kehamilan juga banyak terjadi pada wanita yang melahirkan di usia dini. Salah satunya penyebab keracunan kehamilan ini adalah tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Dengan demikian, dilihat dari segi medis, pernikahan dini akan membawa banyak kerugian. Maka itu, orangtua wajib berpikir masak-masak jika ingin menikahkan anaknya yang masih di bawah umur. Bahkan pernikahan dini bisa dikategorikan sebagai bentuk kekerasan psikis dan seks bagi anak, yang kemudian dapat mengalami trauma.
Dari segi psikologi: Menurut para psosiolog, ditinjau dari sisi sosial, pernikahan dini dapat mengurangi harmonisasi keluarga. Hal ini disebabkan oleh emosi yang masih labil, gejolak darah muda dan cara pikir yang belum matang. Melihat pernikahan dini dari berbagai aspeknya memang mempunyai banyak dampak negatif. Oleh karenanya, pemerintah hanya mentolerir pernikahan diatas umur 19 tahun untuk pria dan 16 tahun untuk wanita.
0/5000
Dari: -
Ke: -
Hasil (Bahasa Indonesia) 1: [Salinan]
Disalin!
Dampak positif dan negatif dari pernikahan DiniDampak positifDukungan emosional: dengan emosional kemudian dapat melatih kecerdasan dukungan emosional dan spiritual dalam setiap pasangan.Dukungan keuangan: dengan pria yang sudah menikah di usia dini dapat mudah beban ekonomi menjadi lebih menghemat.Lebih: kebebasan dengan menjadi jauh dari rumah kemudian membuat mereka ideal alam bebas lakukan untuk menjalani kehidupan mereka secara finansial dan emosional.Belajar untuk memikul tanggung jawab dalam usia dini: banyak waktu sebelum pemuda, perkawinan, tanggung jawabnya masih kecil memiliki dikarenakan mereka, di sini mereka harus mampu mengatur urusan mereka tanpa bergantung pada orang tua.Dengan dua dari perbuatan seperti perzinahan dan lain-lain.Dampak negatifDalam hal pendidikan: seperti yang sudah kita ketahui bahwa seseorang yang dikombinasikan, pernikahan dilakukan, terutama pada usia muda, pasti akan membawa berbagai dampak, terutama di dunia pendidikan. Diambil contoh, jika seseorang yang adalah mengorganisir pernikahan sambil berlalu baru SMP atau SMA, tentu keinginan untuk memperpanjang sekolah lagi atau menghadapi pendidikan tinggi tidak akan tercapai. Itu bisa terjadi karena motivasi untuk belajar bahwa seseorang dimiliki mengendur karena banyak mulai tugas yang harus mereka lakukan setelah pria yang sudah menikah. Dengan kata lain, mereka bisa mendapatkan pernikahan dini mengakses pendidikan dan pembelajaran.Selain masalah ketenaga menyebutkan, seperti pemerintah yang tersedia dalam masyarakat realita, seseorang yang memiliki pendidikan dasar hanya dapat bekerja sebagai buruh, sehingga ia tidak mampu itu memiliki mengeksplor.Dalam hal kesehatan: dokter spesialis kebidanan dan kandungan dari rumah sakit Husada Balikpapan (RSBH) dr Ahmad Yasa, SPOG mengatakan, perempuan yang menikah di usia kurang dari 15 tahun dini memiliki banyak risiko, meskipun ia sudah mengalami menstruasi atau menstruasi. Ada dua dampak medis yang ditimbulkan oleh perkawinan ini usia dini, yang pada gilirannya berdampak pada konten dan kebidanannya. luas konten penyakit yang diderita perempuan yang menikah laki-laki usia dini, antara lain, infeksi dan kanker mulut pada isi rahim. Hal ini terjadi karena terjadinya waktu transisi sel anak menjadi orang dewasa sel terlalu cepat. Padahal, pada umumnya pertumbuhan sel-sel yang tumbuh pada anak-anak baru akan segera berakhir pada usia 19 tahun.Berdasarkan beberapa pengamatan yang telah dibuat, penderita infeksi rata-rata konten dan kanker mulut rahim adalah perempuan yang menikah pada usia 19 atau di bawah usia dini atau 16 tahun. Untuk kebidanan, risiko wanita hamil di bawah usia 18 tahun bisa berisiko kematian, selain kehamilan di usia 35 tahun dan di atas. Resiko lainnya, latihan, kehamilan di usia muda juga rentan, mereka pendarahan, keguguran, kehamilan hamil anggur prematur dan kehamilan. Selain itu, risiko kematian akibat keracunan terjadi dalam kehamilan juga banyak wanita yang melahirkan di usia dini. Salah satu penyebab ini adalah keracunan kehamilan tekanan darah tinggi atau hipertensi.Dengan demikian, dilihat dari segi medis, dini akan membawa banyak kehilangan pernikahan. Dengan demikian, orang tua kita berkewajiban untuk berpikir masak-masak jika Anda ingin menikahkan anaknya yang masih dibawah umur. Bahkan pernikahan dini bisa dikategorikan sebagai bentuk kekerasan psikis dan seksual untuk anak-anak, yang kemudian dapat menderita trauma.Dalam hal psikologi: menurut psosiolog ', review dari sisi sosial, dapat meringankan pernikahan dini harmonisasi keluarga. Ini adalah karena kekacauan emosional yang masih labil, muda darah dan berpikir dengan cara yang belum matang. Melihat pernikahan dini dari berbagai aspeknya memiliki banyak dampak negatif. Oleh hukum, maka tidak layak pernikahan mentolerir berusia 19 tahun untuk laki-laki dan 17 tahun di atas untuk wanita.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
 
Bahasa lainnya
Dukungan alat penerjemahan: Afrikans, Albania, Amhara, Arab, Armenia, Azerbaijan, Bahasa Indonesia, Basque, Belanda, Belarussia, Bengali, Bosnia, Bulgaria, Burma, Cebuano, Ceko, Chichewa, China, Cina Tradisional, Denmark, Deteksi bahasa, Esperanto, Estonia, Farsi, Finlandia, Frisia, Gaelig, Gaelik Skotlandia, Galisia, Georgia, Gujarati, Hausa, Hawaii, Hindi, Hmong, Ibrani, Igbo, Inggris, Islan, Italia, Jawa, Jepang, Jerman, Kannada, Katala, Kazak, Khmer, Kinyarwanda, Kirghiz, Klingon, Korea, Korsika, Kreol Haiti, Kroat, Kurdi, Laos, Latin, Latvia, Lituania, Luksemburg, Magyar, Makedonia, Malagasi, Malayalam, Malta, Maori, Marathi, Melayu, Mongol, Nepal, Norsk, Odia (Oriya), Pashto, Polandia, Portugis, Prancis, Punjabi, Rumania, Rusia, Samoa, Serb, Sesotho, Shona, Sindhi, Sinhala, Slovakia, Slovenia, Somali, Spanyol, Sunda, Swahili, Swensk, Tagalog, Tajik, Tamil, Tatar, Telugu, Thai, Turki, Turkmen, Ukraina, Urdu, Uyghur, Uzbek, Vietnam, Wales, Xhosa, Yiddi, Yoruba, Yunani, Zulu, Bahasa terjemahan.

Copyright ©2025 I Love Translation. All reserved.

E-mail: